Smart Home System - Solusi Hidup Aman dan Efisien

Kebutuhan terhadap sistem rumah pintar muncul karena kini hampir semua aktivitas rumah tangga didukung piranti elektronik.
Keamanan dan kenyamanan hunian tidak hanya ditentukan oleh desain interior eksteriornya, tapi juga kepraktisan penggunaan perangkat elektroniknya. Pasalnya, banyak rumah, terutama rumah menengah atas, dilengkapi aneka piranti elektronik. Mulai dari audio video, AC, TV, komputer, kulkas, mesin, cuci, microwave, sistem lampu (lighting), sampai piranti keamanan seperti pagar, kunci rumah, alarm system, dan CCTV.

Semua produk elektronik itu membantu membuat hidup lebih mudah dan nyaman. Tapi, karena begitu banyak, pengoperasiannya mulai terasa merepotkan. Karena itu muncul kebutuhan terhadap sebuah sistem terpadu dan efisien yang disebut smart home system, yang memungkinkan semua piranti elektronik itu dikontrol dari satu titik.

Sistem bisa menyeluruh mencakup semua perangkat elektronik, bahkan sampai mengatur terang gelap dan sorot lampu, atau parsial (hanya piranti elektronik tertentu seperti sistem lighting dan keamanan). Produsennya bisa perusahaan elektronik seperti Legrand dan Clipsal, atau perusahaan penyedia smart home system seperti PT Interbak Griya Cemerlang dan PT Eskanusa Putraco.


Menurut Andy S Susilo, Sales Manager PT Interbak Griya Cemerlang, smart home system adalah rancangan sistem dan bangunan yang mengintegrasikan atau mengontrol semua piranti elektronik di rumah sehingga bisa dioperasikan dari jarak jauh.

Layar sentuh

Pada sistem yang sederhana pengoperasian mungkin cukup dengan remote. Tapi, pada sistem komplit yang bisa dikontrol dari luar rumah, diperlukan central monitoring system berupa sebuah monitor layar sentuh (touch screen) dengan aneka panel. Setiap piranti atau sekelompok piranti elektronik (device) dihubungkan dengan satu touch panel.

Misalnya, panel 1 untuk sistem alarm, panel 2 untuk sistem kunci pintu, panel 3 untuk sistem lighting, panel 4 untuk audio video, dan seterusnya. Untuk mengaktifkan atau menonaktifkan setiap device Anda cukup menyentuh panel di monitor. Anda bisa melakukannya dari luar rumah seperti dari kantor asal sistem tersambung dengan internet (kabel atau nirkabel).

Caranya aktifkan internet pada personal komputer, laptop, atau bahkan ponsel (PDA), buka alamat provider, entry IP address (semacam nomor identifikasi) rumah Anda dan password, komputer pun akan menampilkan touch screen berikut panel sentuh (touch panel)-nya.


Masih mahal

Bagi kebanyakan kalangan penerapan sistem rumah pintar masih terbilang mahal.

Harga tergantung kompleksitas sistem yang diinginkan dan jumlah piranti yang digunakan. PT Interbak Griya Cemerlang misalnya, mematok harga 1.000 dolar AS untuk kontrol lighting saja. Sedangkan untuk sistem yang mencakup kontrol lighting, kamera CCTV, dan audio video biayanya hingga 10 ribu dolar tergantung jumlah pirantinya. Sementara Eskanusa Putraco menetapkan harga mulai dari 5.000-an dolar AS untuk enam device.

Karena itu sistem rumah pintar tepat diaplikasikan pada rumah besar dengan mobilitas penghuni tinggi dan sangat mementingkan kepraktisan. Pilihan sistem tergantung pada kebutuhan dan keinginan pemilik rumah. “Sebaiknya minimal mencakup pengendalian lighting, sistem alarm, dan AC,” ujar Andy. HousingEstate pernah membahas soal smart home system ini antara lain di edisi Januari dan November 2005. Bunga Pertiwi, Amalia M Roozanty


Sistem Alarm Sampai Panic Button

Kalau sistem lengkap masih dirasa mahal, Anda bisa mengambil salah satu dari rangkaian smart home system itu. Misalnya, sistem alarm nirkabel yang ditawarkan PT Utama Rejeki, yang dijalankan dengan infrared. Perangkatnya terdiri dari sensor pintu, sensor gerak, dan main unit yang mencakup alat perekam suara. Berbeda dengan alarm lain yang kebanyakan masih memakai kabel, alarm ini nirkabel.

“Sensor pintu dipasang di pintu atau jendela. Bila pintu atau jendela terbuka setelah diaktifkan, alarm otomatis berbunyi,” kata Lukas Wahyu Utomo, Branch Manager PT Utama Rejeki. Alarm akan mulai menyala setelah lima menit diaktifkan. Jadi, penyusup bisa segera diketahui.

Sementara sensor gerak dipasang di ruangan dengan radius jangkauan 48 m2. Sensor akan berbunyi dengan mengenal suhu tubuh manusia yang lewat, tapi tidak bisa mendeteksi binatang. Segera setelah sensor pintu dan gerak mengeluarkan bunyi, sinyal langsung terkirim ke main unit.

Main unit pun akan menghubungi atau menelepon secara otomatis ke empat nomor yang tersimpan di dalamnya. “Semua sensor memiliki speaker yang akan memperdengarkan suasana ruang yang sedang dimasuki,” ujar Lukas.

Main unit menyimpan empat nomor yang sudah di-setting. Misalnya, yang pertama nomer ponsel, yang kedua nomor pos satpam di komplek perumahan, dan seterusnya. Dalam main unit juga terekam suara pemilik rumah yang muncul saat unit menghubungi nomor yang di-setting. Harga satu paket alarm Rp3,5 juta dengan garansi setahun.

Sistem alarm ini terkoneksi dengan penyedia jasa keamanan yang bekerjasama dengan PT Utama Rejeki. Tapi, belum dengan kantor polisi. Jadi, pemilik rumah bisa menyimpan nomor jasa keamanan itu di dalam main unit-nya, sehingga petugasnya akan langsung mendatangi rumah begitu dihubungi. Biaya jasa keamanan itu sekitar Rp600 ribu per tahun.

Sementara itu Honeywell Security Group yang banyak menyasar pasar apartemen, menawarkan sistem komunikasi antar-hunian dan petugas keamanan, kontrol lampu, temperatur, tabung gas, dan lain-lain yang kesemuanya terkoneksi dengan internet.

Yang teranyar dari rangkaian sistemnya adalah video door phone tipe HVP-2000. “Video berukuran tiga inci ini berfungsi sebagai akses masuk, memonitor api dan gas, mengetahui penyusup, pengendali lift, dan merekam foto tamu,” kata Timotius, Sales Manager Honeywell Security Business Indonesia.

Sedangkan Legrand, produsen piranti lighting dari Perancis, melansir home automation yang disebut In One by Legrand (IOBL) berupa sistem kontrol yang bisa diterapkan antara lain pada lampu (on/off atau dimmer), detektor banjir dan gas, kamera CCTV, dan sensor gerak.

Menurut Damien Nirousset, Technical Support Intercom and Building Automation System PT Supreme Elektro Kontak yang memasarkannya, pengoperasian bisa memakai saklar IOBL, remote inframerah dan radio frekuensi, atau komputer/PDA yang terhubung dengan jaringan internet. “Sistem dapat dipasang pada bangunan yang sudah jadi dan baru,” katanya.

Sistem transmisi datanya menggunakan kabel listrik biasa. Tidak perlu kabel tambahan untuk koneksi seperti kabel data. Setiap piranti bisa dikendalikan sendiri-sendiri atau bersamaan. Misalnya, menyalakan lampu berbarengan dengan menutup tirai.

Legrand juga punya panic button yang bisa dipasang di tempat tertentu untuk menyalakan alarm dan semua lampu. “Misalnya, jika ada yang mencurigakan seperti pencuri, kita dapat menekan panic button. Dalam sekejap semua lampu akan menyala dan alarm berbunyi,” jelasnya.

BisaMenjadi Nilai Jual

Sistem rumah pintar atau infrastruktur yang memungkinkan aplikasinya mulai banyak disediakan di kawasan hunian. Sebutlah Bintaro Jaya dan Alam Sutera di cluster Sutera Lavender (keduanya di Tangerang), Callista Residence, (Cipayung, Jakarta Timur), apartemen The Peak dan Pakubuwono Residences, (keduanya di Jakarta Selatan), dan Mega Glodok (Kemayoran, Jakarta Pusat).

Pemanfatan infrastruktur tidak terbatas untuk aplikasi piranti elektronik dan sistem keamanan, tapi mencakup akses informasi melalui dunia maya. Menurut Cahyana Ahmajayadi, Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo, dalam seminar “Smart Property for Better Living” yang diadakan majalah Bisnis Properti dan tabloid Transaksi Properti di Jakarta, 15 Agustus 2007, sistem rumah pintar juga harus bisa mengakses informasi melalui sambungan kabel atau nirkabel.

“Jadi, fungsinya tidak hanya menyalakan atau mematikan piranti elektronik, tapi juga memungkinkan kita mengakses pekerjaan di kantor dari rumah atau sebaliknya, menikmati hiburan, sampai mengakses pendidikan jarak jauh,” katanya. Praktisi dan pengamat telematika Roy Suryo menyepakati pendapat itu.

Menurut dia, sistem rumah pintar akan menjadi salah satu nilai jual perumahan, karena bisa menjadi salah satu solusi kemacetan lalu lintas dan tingginya biaya transportasi. “Kita tidak harus setiap hari ke kantor. Atau paling tidak, tidak mesti pagi-pagi. Kita bisa mengakses dulu agenda-agenda penting dari rumah melalui internet. Jadi, kita bisa berkantor di rumah atau dari rumah. Bahkan, kalau perlu meeting cukup di rumah melalui conference call,” katanya dalam seminar yang sama.

Boleh jadi karena tren itu, beberapa operator telekomunikasi seperti PT Excelcomindo Pratama, berencana mendirikan beberapa base transceiver station (BTS) yang memungkinkan permukiman di sekitarnya dalam radius tertentu bisa menikmati fasilitas hot spot (jaringan internet nirkabel).
Share on Google Plus

About nowoadhi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment